• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer
Isa Dan Al-Quran
  • Awal
  • Maksud Situs Ini
    • Tentang Kami
    • 60 Ayat Tentang Isa dalam Al-Quran
    • Isa dan Al-Fatihah
    • Daftar Artikel
  • Jalan Menuju Surga
    • Paspor Menuju Sorga
    • 6 Ayat Terpenting
  • Ayat Al-Quran
  • Artikel-Artikel
  • Kitab TZI
  • Perikop Alkitab
  • Hubungi Kami
Isa Dan Al-Quran > Artikel-Artikel > Ulasan Berita Agama > Ketua PBNU: Kristen Itu Agama Tauhid – Apakah Alasannya?

Ketua PBNU: Kristen Itu Agama Tauhid – Apakah Alasannya?

18 December 2017 oleh Web Administrator 428 Comments

Foto-ketua-PBNU-sebagai-seorang-yang-mengatakan-Kristen-itu-tauhidKetua PBNU, Prof. DR. K.H. Said Agil Siraj, MA., sangat paham pengertian tauhid dalam Islam. Setelah mempelajari ketuhanan Kristen Orthodoks Syria, ia menyatakan bahwa Kristen itu tauhid. Apakah alasannya?

Tauhid Kristen: Benarkah Hanya Tuhan Yang Layak Disembah?

K.H. Said Agil Siraj menuliskan pandangannya dalam buku,“Menuju Dialog Teologis Kristen-Islam” pengarang Bambang Noorsena, hal. 163-166. 

“Secara al-rububiyyah [pengakuan bahwa Allah Pencipta yang layak disembah], Kristen . . . jelas mengakui bahwa Allah adalah Tuhan semesta alam yang wajib disembah,” terang ketua PBNU.

Orang Kristen yang berpedoman pada Wahyu Allah (Taurat, Mazmur/Zabur dan Injil) mengakui bahwa hanya Allah yang wajib disembah. Allah berfirman kepada Nabi Musa, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (Taurat, Keluaran 20:3).

Apakah Kristen Itu Tauhid: Mengakui Tiada Tuhan Selain Allah?

Pemimpin NU ini menuliskan, “Secara al-uluhiyyah [pengesaan Allah dalam ibadah], ia [Kristen] juga telah mengikrarkan Laa ilaaha ilallah: Tiada tuhan (ilah) selain Allah sebagai ungkapan ketauhidannya.”

Bapak K. H. Said Agil Siraj benar, bahwa Kristen mengakui bahwa tiada Tuhan selain Dia, Sang Pencipta dan Penyelamat. Kepada Nabi Musa, Allah berfirman, “. . . TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Taurat, Ulangan 6:4). Isa Al-Masih juga menegaskan, “Hukum yang terutama ialah . . . Tuhan itu esa” (Injil, Rasul Markus 12:29).

Kitab Allah juga menegaskan, “ . . . tidak ada ilah selain Allah yang esa (. . . lâ ilaha illa al-Lâh al-ahad)” (Injil, Surat 1 Korintus 8:4-6).

Tauhid Asma’/Nama dan Sifat dalam Islam dan Kristen

Banyak Muslim mempertanyakan “apakah kelemahan tauhid Kristen?” Penjelasan K.H Said Agil Siraj ini sangat bijak. “Jika dalam Islam (Sunni) kalam [Firman] Allah yang qadim [kekal] itu turun kepada manusia (melalui Muhammad), dalam bentuk Al-Quran, maka Kristen . . . berpandangan bahwa Kalam [Firman] Tuhan turun menjelma (tajjasud) . . . menjadi manusia,” jelas ketua PBNU bijak ini.

Tepat sekali penjelasan K.H Said Agil Siraj itu. Injil Allah menegaskan bahwa Isa Al-Masih “. . . adalah Firman . . . dan Firman itu adalah Allah . . . Firman itu telah menjadi manusia   . . .” (Injil, Rasul Besar Yohanes 1:1, 14).

Sampaikan pendapat Anda di email ini soal penjelasan Bapak K.H. Said Agil Siraj itu!

Gambar-siluet-seorang-pria-sebagai-simbol-kristen-itu-tauhid-memiliki-Isa-Al-Masih-yang-dapat-mengampuni-dan-menyucikan-dosa-umat-manusiaAdakah Kelebihan Tauhid Kristen?

Kristen itu tauhid mempunyai keunggulan pada Kalimat Allah, Isa Al-Masih. Ia datang ke dunia untuk “. . . menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Injil, Rasul Besar Matius 1:21).  Caranya, Isa Al-Masih yang penuh kasih rela mati tersalib untuk menanggung hukuman dosa manusia.

Hukuman dosa adalah kematian abadi di neraka. Melalui kematian-Nya, Isa rela menggantikan kita yang seharusnya dihukum karena dosa-dosa kita.

Melalui penyaliban-Nya juga, Isa Al-Masih mengampuni dan menyucikan dosa setiap orang yang percaya kepada-Nya. “Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:15).

Soal keunggulan tauhid Kristen itu, sampaikanlah pendapat Anda di email ini.

Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]

 


Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca

Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:

  1. Setelah dibandingkan dengan pengertian tauhid dalam Islam, mengapa Tauhid Kristen benar?
  2. Apakah keunggulan agama Kristen tauhid dibanding tauhid agama-agama lainnya, termasuk Islam?
  3. Tauhid Kristen yang berdasar pada Kitab Taurat, Zabur dan Injil adalah benar, dan terunggul. Bagaimanakah sikap kita terhadapnya?

Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.

Artikel Terkait

Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Ketua PBNU: Kristen Itu Agama Tauhid – Apakah Alasannya?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:

  1. Kelemahan-Kelemahan Konsep Tauhid
  2. Benarkah Bagian Tauhid Dalam Islam Ini Mendukung Tritunggal Nasrani?
  3. Muslim Mengklaim, “Kata Trinitas Tidak Ada Dalam Alkitab!”
  4. Sikap Al-Quran Terhadap Allah Tritunggal
  5. Muhammad Mengartikan Allah Yang Esa

Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”

 

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau WA/SMS ke: 0812-8100-0718

Bagikan Artikel Ini:

Share on Facebook Share on Twitter Share on WhatsApp Share on Email Share on SMS

Filed Under: Ulasan Berita Agama Tagged With: Tritunggal

Subscribe
Beritahulah

PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR

Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
3. Sebelum menuliskan jawaban, copy-lah pertanyaan yang ingin dijawab terlebih dahulu.
4. Tidak diperbolehkan menggunakan huruf besar untuk menekankan sesuatu.
5. Tidak diijinkan mencantumkan hyperlink dari situs lain.
6. Satu orang komentator hanya berhak menuliskan komentar pada satu kolom. Tidak lebih!

Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .

Kiranya petunjuk-petunjuk di atas dapat kita perhatikan.

Wassalam,
Staf, Isa dan Al-Quran

428 Komentar
Paling lama
Terbaru
Inline Feedbacks
Baca Semua Komentar
Ridho
18 December 2017 5:18 am

~
Tauhid artinya mengesakan Allah SWT. Allah SWT itu satu dan bukan tiga, tidak beranak dan diperanakan dan tidak ada satupun yang serupa dengan Dia. Itu adalah makna Tauhid yang hakiki. Jadi, ajaran Kristen tidak mengandung ajaran Tauhid bahkan sangat bertentangan seperti malam dengan siang.

Saya sudah jelaskan Kristen tidak mengandung ajaran Tauhid bahkan bertolak belakang. Tentu lebih unggul Tauhid Islam karena menunjukkan kekuasaan Tuhan yang mutlak yaitu Allah SWT. Kalau Tuhan Kristen tiga pasti secara logika mereka bagi-bagi kekuasaan/tugasnya masing-masing seperti dewa-dewa Hindu ataupun Konghucu. Dari keterangan Taurat Ulanga 6:4, Taurat Keluaran 40:3, Injil Markus 12:29, dan keterangan ayat di atas sebenarnya sudah tegas tentang kebenaran keesaan Allah SWT yang bertentangan dengan Trinitas.

Balas
staff
19 December 2017 2:05 am
Balasan ke  Ridho

~
Saudara Ridho,

Mengacu pada pernyataan Said Agil Siraj, maka pendapat saudara berseberangan dengan pendapat beliau. Tentu ini perlu dijadikan bahan perbandingan. Penjelasan Prof. Said Agil Siraj lebih jelas dibandingkan saudara ditinjau dari teologi Islam. Tentu kita perlu merujuk pada pendapat beliau, bukan?

Kami setuju dengan saudara bahwa Allah tidak beranak dan diperanakkan. Namun, kita perlu menyamakan persepsi dalam hal ini. Kami memahami “tidak diperanakkan” bukan dalam arti biologis, melainkan adikodrati. Tetapi Al-Quran mengajarkan diperanakkan secara biologis. “Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu” (Qs 6:101).

Karena itu, definisi yang berbeda mengenai diperanakkan akan memengaruhi pemahaman seseorang. Kami tidak memahaminya secara biologis. Silakan saudara mengunjungi link ini: https://tinyurl.com/yc7s38rz untuk mengetahui lebih jauh.
~
Solihin

Balas
Hendy Gunawan
18 December 2017 7:01 am

~
To: Ridho,

Jawab dulu kalau Allah SWT itu esanya seperti bagaimana? Seperti satu batang lidi, segi empat, segi delapan, kubus, bola, seperti mars, matahari, Yupiter atau seperti bagaimana? Berikan analogi supaya manusia mengerti. Katanya Allah SWT tunggal lebih masuk akal dibanding Allah Tritunggal. Saya mau tanya arti Ahad itu bagaimana? Kalau seandainya anda punya mobil satu apakah sama artinya dengan anda punya mobil ahad?

Balas
staff
19 December 2017 2:10 am
Balasan ke  Hendy Gunawan

~
Saudara Hendy,

Saudara memberikan pertanyaan yang baik sekali. Kami kira penjelasan Prof. Said Agil Siraj dapat membantu saudara-saudara Muslim memahami bahwa konsep Tritunggal tidak bertentangan dengan keesaan Allah. Sebab konsep keesaan Allah pun tertulis jelas dalam Alkitab. Lagi pula, sebelum Islam muncul, keesaan Allah merupakan bagian tak terpisahkan dari teologi Kristen.
~
Solihin

Balas
Hamba
18 December 2017 7:36 am

~
To: Kristen,

Wajib baca: Tauhid bukan hanya Esa, tapi tidak menyetarakan Allah dengan ciptaan Allah Isa Al-Masih. Allah SWT berfirman: “Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam. Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu” (Qs Al-Ma’idah 5:72).

Balas
staff
19 December 2017 2:23 am
Balasan ke  Hamba

~
Saudara Hamba,

Satu disiplin ilmu yang patut diperhatikan dalam memahami teks di atas (Qs 5:72), adalah hermeneutika. Bila kita melakukan hermeneutika pada Qs 5:72, maka muncul pertanyaan berikut: Kapan Isa Al-Masih berkata demikian? Dimanakah perkataan itu disampaikan? Siapakah pendengarnya? Mengapa Allah SWT menggunakan perkataan Isa Al-Masih sebagai penguatan dan penegasan? Tidak mampukah Allah SWT mengacu pada firmannya sendiri? Kami berharap saudara dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Mengacu pada penjelasan Prof. Said Agil Siraj, maka beliau menegaskan bahwa Firman Allah telah menjadi manusia sebagaimana Islam mengakui Firman Allah dapat menjadi buku (Al-Quran). Dengan demikian, kita mengetahui bahwa hakikat Isa Al-Masih sesungguhnya adalah Allah. Silakan saudara membaca artikel di link ini: https://tinyurl.com/y8w8qv3r untuk mengetahui dan berdiskusi lebih jauh mengenai Ketuhanan Isa Al-Masih.
~
Solihin

Balas
Realita
18 December 2017 9:53 am

~
Berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) zat ‘Ar n’ 1. Wujud: hakikat (Allah). 2. Yang menyebabkan sesuatu menjadi ada. 3. Bahan yang merupakan pembentuk (bagian-bagian yang mendukung) suatu benda, unsur. Jadi hakikat Allah itu adalah Roh yang hidup tidak terlihat namun ada. Maha kuasa dan maha suci kudus.

Sementara dzat/zat cair, padat dan gas adalah benda mati. Sering orang berkomen seolah-olah bahasa Arab itu begini, begitu, makna artinya lho. Termasuk esa malah ada yang bilang berasal dari bahasa Arab. Padahal ketika Isa Al-Masih menyatakan Allah itu ecchad esa (bahasa Ibrani) Islam belum ada dan bangsa Arab semua penyembah berhala. Jadi kita harus tahu setiap kata-kata, di dunia ini ada maknanya. Ada Muslim berdoa: “Dzat oh zat tolong kami”. Benar-benar orang bingung.

Balas
staff
19 December 2017 2:28 am
Balasan ke  Realita

~
Saudara Realita,

Secara historis (sejarah), konsep keesaan Allah telah dimiliki oleh Yahudi dan Kristen lebih dulu dibandingkan Islam yang baru muncul enam abad kemudian. Lalu bagaimana mungkin ada orang yang berpikir bahwa Kristen tidak menyembah Allah yang esa. Keesaan Allah merupakan doktrin penting dalam teologi Kristen. Hal ini telah dijelaskan Isa Al-Masih saat berfirman, “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa” (Injil, Rasul Markus 12:29).
~
Solihin

Balas
ridho
19 December 2017 12:12 am

~
To: Hendy Gunawan,

Maha suci Allah SWT zat yang berbeda dengan makhluk-Nya. Jangan berpikir Allah SWT sama dengan makhluk, tapi Allah SWT dikenal dengan sifatnya dan nama-nama-Nya. Jangan berupaya membayangkan bentuk Allah SWT, cukup diyakini dan diamalkan. Kalau kita tahu bentuk Tuhan pasti kita ingin membuatnya baik gambar, patung, dsb. Akhirnya disembah dan jadi syirik.

Balas
staff
19 December 2017 2:35 am
Balasan ke  ridho

~
Saudara Ridho,

Kami berpendapat bahwa sebenarnya Allah SWT hanya dikenal melalui sifat-sifatnya, bukan nama-namanya. Sebab Allah SWT tidak pernah memperkenalkan namanya, kecuali sifat yang dirumuskan para teolog Islam. Itu pun merupakan hasil penggalian dan penelusuran dari Al-Quran.

Bila kita mengkaji penjelasan Prof. Said Aqil Siraj mengenai konsep keesaan Allah, maka pendapat beliau sejalan dengan pemahaman para pengikut Isa Al-Masih. Pengikut Isa Al-Masih menyembah Allah yang esa. Allah yang esa merupakan pengajaran penting yang telah ada sebelum Islam muncul enam abad kemudian. Karena itu, tidak ada alasan untuk menolak Allah yang esa.

Namun, bila kita mengacu pada sejarah perkembangan agama-agama di tanah Arab, maka Arab pada masa praIslam telah menyembah banyak ilah (politeisme). Pertanyaannya adalah sejak kapan konsep keesaan Allah menjadi doktrin utama di tanah Arab? Dari manakah konsep keesaan Allah dimiliki nabi saudara? Mohon penjelasan secara historis.
~
Solihin

Balas
Hendy Gunawan
19 December 2017 2:02 am

~
To: Ridho,
Anda tahu arti analogi? Kalau Allah SWT tunggal itu lebih masuk akal atau masuk logika. Berarti lebih bisa diterangkan dan dianalogikan. Kalau tidak bisa, berarti Allah SWT cuma angan-angan. Berarti Allah Tritunggal itu lebih bisa dimengerti dibanding Allah SWT yang tunggal absolut.

To: Hamba,
Kalau Allah SWT tidak menyetarakan dia dengan makhluk lain, kenapa dia sering juga bilang kami dalam Al-Quran? Mohonn jelaskan dan berdalil. Anda pernah menjelaskan masalah ‘Kami’, yaitu ketika Allah SWT sedang bersama malaikat dan manusia, maka Allah SWT berkata ‘Kami’. Apa seperti itu?

Balas
staff
19 December 2017 10:44 am
Balasan ke  Hendy Gunawan

~
Saudara Hendy,

Memang analogi diperlukan agar semua orang dapat memahami Allah. Walaupun pemahaman manusia terbatas untuk memahami dan analogi tidak ada yang sempurna. Tetapi setidaknya analogi membantu manusia memahami-Nya. Kami berharap saudara Ridho dan Hamba memahami konsep keesaan Allah dengan perspektif yang benar.
~
Solihin

Balas
Palestina
19 December 2017 2:33 am

*
Inilah yang ditunggu-tunggu oleh orang Kristen. Mungkin saja Admin isadanalquran memanfaatkan pikiran orang Islam yang sesat seperti JIL, Musda Mulia, Said Aqil Siraj, dkk. Ingat, bahwa Islam dan Kristen adalah dua ajaran berbeda. Ingat, bahwa Al-Quran adalah kitab penutup dari kitab-kitab sebelumnya. Ingat, bahwa Al-Quran menjelaskan bahwa Isa Al-Masih adalah nabi bukan Tuhan. Isa adalah Putera Maryam. Ingat, Tuhan itu tidak bisa mati.

2. Ya benar ajaran Islam. Admin secara jelas dan sadar menuliskan, “Caranya, Isa Al-Masih yang penuh kasih rela mati tersalib untuk menanggung hukuman dosa manusia.”
Logika:
1. Tuhan yang maha kuasa dan powerful, bisa disalib dan mati?
2. Tuhan yang tiada awal dan akhirnya, yang menciptakan langit dan bumi harus menanggung dosa makhluk ciptaannya?
3. Tuhan harus menanggung dosa?

Balas
staff
19 December 2017 10:53 am
Balasan ke  Palestina

*
Saudara Palestina,

Memang ajaran Islam dan Kristen berbeda. Itu sebabnya, memahami konsep keesaan Allah dalam Kristen perlu memahaminya dari perspektif Kristen, bukan Islam. Ini dilakukan bila saudara jujur terhadap diri sendiri. Lagi pula, kami tidak memanfaatkan pemikiran ulama Islam, melainkan ulama Islam yang memberikan pandangannya mengenai konsep keesaan Allah dalam Kristen. Bila saudara menganggap Prof. Said Aqil Siraj sesat, maka itu adalah hak saudara. Tentu kami tidak mau mencampuri pandangan saudara mengenai ulama saudara sendiri.

2. Sebagaimana telah disampaikan oleh Prof. Said Aqil Siraj bahwa Firman Allah dapat menjadi manusia sama seperti Islam mengakui Firman Allah dapat menjadi buku, yakni Al-Quran, maka yang disalibkan adalah tubuh jasmani-Nya, bukan hakikat keilahian-Nya. Ini adalah bentuk kasih Allah kepada manusia. Bagaimana dengan konsep Tauhid dalam Islam? Bagaimana cara Allah menyelamatkan manusia dari dosa dengan konsep Tauhid?
~
Solihin

Balas
buih
19 December 2017 2:59 am

~
Apakah Yesus (Yesyua hamasyiakh/Ho Iêsoús Khristós) adalah YAHWEH?

1. Sekte Saksi Yehuwa menganggap Yesus pra-inkarnasi adalah ‘suatu allah’ atau ‘allah kecil’ yang posisinya lebih rendah dari Yahweh.
2. Sekte Unitarian berpendapat bahwa Sang Firman dalam Yoh 1:1 hanyalah ‘mahluk sorgawi/bersifat ilahi’ tapi bukan Yahweh.

Balas
staff
19 December 2017 1:05 pm
Balasan ke  buih

~
Saudara Buih,

Pertanyaan yang menarik sekali. Artikel di atas telah menguraikan bahwa Isa Al-Masih adalah Allah yang telah nuzul ke dunia. Bila Isa Al-Masih adalah Allah, maka Dia adalah Yahweh. Sebab kita perlu mengacu pada pernyataan Injil. Isa Al-Masih berfirman, “Aku dan Bapa adalah satu” (Injil, Rasul Besar Yohanes 10:30). Demikian juga Isa Al-Masih berfirman, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada” (Injil, Rasul Besar Yohanes 8:58).

Perkataan Isa Al-Masih bahwa sebelum Abraham jadi, Aku ada, sejajar dengan “Aku adalah Aku” [Yahweh] (Taurat, Keluaran 3:14). Dengan demikian, Isa Al-Masih adalah Yahweh. Persoalan kedua sekte tersebut terletak pada pemahaman yang keliru karena mengabaikan aspek hakikat Isa Al-Masih sesungguhnya, yakni Allah.
~
Solihin

Balas
Hamba
19 December 2017 5:52 am

~
Solihin: “Kapan Isa Al-Masih berkata demikian?”
Res:
Ketika beliau menjadi rasul dan berdakwah kebenaran Allah kepada kaum Israel.

Solihin: “Dimanakah perkataan itu disampaikan?”
Res:
Di daerah Yerusalem, bumi Allah

Solihin: “Siapakah pendengarnya?”
Kaum Israel, penduduk sekitar dan Allah.

Solihin: “Mengapa Allah SWT menggunakan perkataan Isa Al-Masih sebagai penguatan dan penegasan?”
Res:
Sebagai pembelaan Isa karena jika ada pengikut Isa yang menganggap Isa adalah Allah, maka sesungguhnya Isa telah mengatakan bahwa Ia (Isa) bukan Allah dan Allah adalah Tuhan Isa.

Solihin: “Tidak mampukah Allah SWT mengacu pada firmannya sendiri?”
Res:
Allah mahatahu. Jika Allah mengatakan kebanyakan orang tidak percaya.

Balas
staff
19 December 2017 1:12 pm
Balasan ke  Hamba

~
Saudara Hamba,

Kami menghargai jawaban saudara. Namun, jawaban tersebut perlu memiliki landasan yang kuat agar tidak dianggap asumsi. Bagian mana dari Qs 5:72 yang menyatakan lokasinya di Yerusalem? Bila itu disampaikan pada saat Isa Al-Masih menjadi nabi, maka dari manakah nabi saudara memperoleh pernyataan tersebut? Sebab Injil tidak pernah menyatakannya.

Di samping itu, pertanyaan kami yang menyatakan, “Mengapa Allah SWT menggunakan perkataan Isa Al-Masih sebagai penguatan dan penegasan?” tidak terjawab. Kami menanyakan mengenai Allah SWT, bukan mengenai Isa Al-Masih. Mohon saudara teliti membaca pertanyaan kami.

Bila Allah SWT mahatahu, mengapa Allah SWT menggunakan pernyataan Isa Al-Masih tersebut? Mengapa ia tidak mengacu pada firmannya sendiri? Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Hendy Gunawan
19 December 2017 5:57 am

~
Palestina: “1. Tuhan yang maha kuasa dan powerful, bisa disalib dan mati?”

1. Tuhan bisa mati karena Dia sedang menjelma menjadi 100 % manusia untuk menebus dosa seluruh umat manusia sebagai bukti mahakasih dan penyayang. Bandingkan dengan Allah SWT yang katanya mahakasih dan penyayang tapi cuma bisanya duduk-duduk dan bicara saja dari nun jauh di Arsy.

Balas
staff
19 December 2017 2:28 pm
Balasan ke  Hendy Gunawan

~
Saudara Hendy,

Memang tidak mudah untuk menerima kenyataan bahwa Allah nuzul ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Tetapi artikel di atas telah menjelaskan bahwa Allah nuzul ke dunia menjadi manusia sebagaimana umat Islam meyakini firman Allah dapat menjadi buku seperti Al-Quran. Harap perbandingan ini memberikan pencerahan kepada saudara Palestina memahami hakikat Allah yang mahakuasa.
~
Solihin

Balas
Hamba
19 December 2017 6:01 am

~
Hendy,

Orang beriman pasti tahu makna kata tersebut. Kata ‘Kami’ diambil dari Arab yang berupa dengan kemuliaan. Jadi, kata ‘Kami’ bermakna paling utama dengan kemuliaan Allah atau anda bisa baca kata ‘Kami’ dengan Kemuliaan Allah. Namun ada beberapa kata ‘Kami’ dibaca Allah memerintahkan malaikat atau rasul-Nya. Tergantung konteks kalimat. Tidak ada dalil. Hanya orang beriman dapat membacanya.

Balas
staff
19 December 2017 2:48 pm
Balasan ke  Hamba

~
Saudara Hamba,

Saudara memberikan definisi bahwa kata ‘Kami’ adalah kemuliaan Allah. Tetapi saudara tidak memiliki dasar untuk itu. Tentu definisi tersebut patut dipertanyakan. Mengapa? Setiap pendapat dikatakan valid bila ada teks yang merujuknya. Bagaimana saudara meyakini bahwa kata ‘Kami’ adalah kemuliaan Allah bila tidak ada teks pendukung? Atas dasar apa saudara menyatakannya? Mengapa saudara berani menyatakannya? Mohon penjelasan saudara.
~
Solihin

Balas
Ridho
19 December 2017 6:01 am

~
Kalau ada pernyataan yang mengatakan Tritunggal sejalan dengan Tauhid itu salah besar walaupun yang berucap itu seorang kiyai, ustadz, dsb, karena tidak sejalan dengan Al-Quran dan sunnah. Tuhan diperanakan secara biologis atau tidak tetap salah.

To: Hendy,
Tuhan dianalogikan dengan makhluk tidak boleh karena Dia mempunyai Dzat yang berbeda dengan makhlunya.

Balas
staff
19 December 2017 3:00 pm
Balasan ke  Ridho

~
Saudara Ridho,

Bila kita berbicara tentang Tritunggal pun, maka konsep Tritunggal dalam Islam pun berbeda dengan konsep Tritunggal yang dinyatakan dalam Alkitab. Konsep Tritunggal dalam Al-Quran adalah Allah, Isa Al-Masih, dan Maryam (Qs 5:116). Sedangkan Alkitab menyatakan Tritunggal adalah Bapa, Isa Al-Masih, dan Roh Kudus (Injil, Rasul Besar Matius 28:19-20). Jelas, ini berbeda saudara.

Mengacu pada Qs 5:116, nabi saudara keliru memahami Tritunggal. Sebab Tritunggal menjadikan Allah menikah dengan Maryam, kemudian mempunyai anak, yakni Isa Al-Masih. Jelas, ini adalah konsep diperanakkan secara biologis yang bertentangan dengan apa yang disampaikan Injil. Pertanyaannya adalah mengapa Allah SWT memiliki konsep keliru mengenai Tritunggal dan diperanakkan yang berbeda dengan Injil? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin

Balas
Hendy Gunawan
19 December 2017 6:09 am

~
Buih: “Apakah Yesus (Yesyua hamasyiakh/Ho Iêsoús Khristós) adalah YAHWEH?”
Res :
Ya. Apakah anda percaya? Kalau tidak, mengapa?

To: Ridho,
Anda katakan Allah SWT itu beda dengan makhluknya. Bedanya dimana? Yang bisa dimengerti oleh manusia, bukan oleh orang planet. Mohon jelaskan supaya manusia bisa mengerti. Kalau cuma jawabnya beda, semua yang dengar jawaban Anda itu cuma bisa bengong dan melongo sambil mengangguk tidak mengerti.

Balas
staff
19 December 2017 3:01 pm
Balasan ke  Hendy Gunawan

~
Saudara Hendy,

Kami telah menjawab pertanyaan ini. Tentu Isa Al-Masih adalah Yahweh. Ada baiknya saudara Buih membaca tanggapan kami agar lebih jelas. Berharap tanggapan tersebut memberikan pencerahan.
~
Solihin

Balas
Hamba
19 December 2017 6:32 am

~
Hendy Gunawan: “Apakah anda percaya? Kalau tidak, mengapa?”

Tidaklah. Isa tidak mengatakannya, bukan? Untuk apa pakai ilmu kesimpulan. Jaman sekarang pakai yang pasti. Mana bukti Isa mengatakan, “Akulah Yahwe sembahlah Aku”.

Balas
staff
19 December 2017 3:23 pm
Balasan ke  Hamba

~
Saudara Hamba,

Kami senang saudara menyatakan bahwa jaman sekarang pakai yang pasti. Kami berharap saudara konsisten dengan pernyataan tersebut, sehingga saudara dapat mempertanggungjawabkannya. Karena itu, silakan saudara membaca tanggapan kami sebelumnya mengenai hal ini. Injil, Rasul Besar Yohanes 8:58 memiliki kesejajaran dengan Taurat, Keluaran 3:14. Lebih jauh, silakan saudara membaca tanggapan kami kepada saudara Buih.
~
Solihin

Balas
Ipin
19 December 2017 6:53 am

~
Hendy Gunawan: “Apakah anda percaya? Kalau tidak, mengapa?”

Tidak. Sebab Al-Quran dengan jelas menyatakan Yesus bukan Yahweh (Allah) [4:171; 19:88-91]. Jika Al-Quran menyatakan sebaliknya maka aku adalah orang-orang yang pertama menyembahnya! 43:81, “Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula menyembah (anak itu).”

Balas
staff
19 December 2017 3:29 pm
Balasan ke  Ipin

~
Saudara Ipin,

Kami setuju dengan saudara bahwa Al-Quran tidak menyatakan bahwa Isa Al-Masih bukan Yahweh. Sebab istilah Yahweh tidak dikenal Al-Quran. Al-Quran hanya mengenal istilah Rabb. Karena itu, bila saudara ingin memahami Yahweh bukan dari Al-Quran, melainkan dari Alkitab.

Dengan demikian, saudara perlu menggunakan sumber rujukan yang tepat. Bila sumbernya saja keliru, maka pemahaman saudara pun keliru. Namun, bila saudara ingin mengetahui mengenai Ketuhanan Isa Al-Masih, silakan klik ini: https://tinyurl.com/y8w8qv3r untuk mendiskusikan lebih lanjut, karena artikel di atas tidak membahas hal itu secara khusus.
~
Solihin

Balas
Hendy Gunawan
19 December 2017 8:48 am

~
To: Hamba,

Coba berikan referensi yang mengatakan bahwa arti kata ‘kami’ di dalam Al-Quran itu adalah kemuliaan? Lalu anda juga berkata: “Namun ada beberapa kata Kami dibaca Allah memerintakan malaikat atau rasul-Nya.” Coba berikan contohnya, padahal dalam dialog sebelumnya anda bilang kata ‘kami’ mengatakan bahwa Allah SWT bersama malaikat dan manusia menyelesaikan suatu tugas. Mana yang betul?

Baca di Alkitab. Yesus pernah berkata baca Yoh 8:58, “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada’.” Dalam ayat di atas Yesus sedang memperkenalkan diri-Nya seperti Allah sedang memperkenalkan diri-Nya pada Musa. Baca Keluaran 3:14, “Firman Allah kepada Musa: ‘AKU ADALAH AKU.’ Lagi firman-Nya: ‘Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu’.”

Balas
staff
19 December 2017 3:30 pm
Balasan ke  Hendy Gunawan

~
Saudara Hendy,

Kami berharap saudara Hamba konsisten dengan pernyataannya untuk memakai informasi yang pasti. Karena itu, ada baiknya saudara Hamba menggunakan rujukan yang pasti dan tidak berasumsi mengenai terminologi ‘Kami’. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin

Balas
Hamba
19 December 2017 11:05 am

~
Hendy: “Padahal dalam dialog sebelumnya anda bilang kata ‘kami’ mengatakan bahwa Allah SWT bersama malaikat dan manusia menyelesaikan suatu tugas. Mana yang betul?”

Respon:
Yang saya jelaskan sebelumnya itu maksud saya. Anda itu pada dialoq sebelumnya tidak menangkap apa yang saya jelaskan. Makanya saya jelaskan ulang.

Balas
staff
19 December 2017 3:33 pm
Balasan ke  Hamba

~
Saudara Hamba,

Dalam tanggapan saudara sebelumnya mengenai kata ‘kami’, saudara menyatakan, “Tidak ada dalil.” Ini menandakan saudara memberikan pernyataan tetapi tidak ada sumber rujukan yang pasti. Tentu saudara tidak konsisten dengan pernyataan saudara sebelumnya. Karena itu, kami berharap saudara dapat menjelaskan secara jelas dengan menyertakan dalil atau sumber rujukan terpercaya dari Al-Quran. Bagaimana saudara?
~
Solihin

Balas
Agur bin Yake
19 December 2017 2:37 pm

~
Tauhid yang disampaikan Alkitab yang benar. Tauhidnya Allah Kabah cacat. Allah Kabah tidak memiliki firman dalam dirinya, sehingga tidak bisa berfirman untuk menurunkan wahyu, apalagi yang namanya mencipta pasti hanya khayalan. Al-Quran berkata seperti berikut: “Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ Maka jadilah sesuatu itu” (Sapi Betina :117). Logikanya, bagaimana Allah Islam yang Tauhid tapi tidak punya firman bisa melakukannya?

Balas
staff
19 December 2017 3:36 pm
Balasan ke  Agur bin Yake

~
Saudara Agur,

Mengacu pada sejarah perkembangan agama-agama di Arab, maka masyarakat Arab pada masa itu menganut penyembahan politeisme. Tentu ini menjadi pertanyaan bila dihubungan dengan konsep Tauhid. Kapan konsep Tauhid menjadi doktrin khusus bagi Islam? Mengapa ini dijadikan khusus, sedangkan masyarakat Arab begitu pluralis karena toleran terhadap politeisme? Kiranya ini menjadi bahan kajian khusus bagi saudara-saudara di forum ini.
~
Solihin

Balas
Hamba
19 December 2017 3:00 pm

~
Solihin: “1. Bagian mana dari Qs 5:72 yang menyatakan lokasinya di Yerusalem? 2. Mengapa Allah SWT menggunakan perkataan Isa Al-Masih sebagai penguatan dan penegasan? 3. Bila Allah SWT mahatahu, mengapa Allah SWT menggunakan pernyataan Isa Al-Masih tersebut? Mengapa ia tidak mengacu pada firmannya sendiri?”

Respon:
Saya mohon dengan anda jangan pikun.
1. Itu kesimpulan saya karena Isa diutus Allah untuk kaum Israel. Kaum Israel dulu berada di daerah Yerussalem (luas Yerussalem saya tidak tahu), tepatnya saya tidak tahu.

2. Allah adalah saksi saat Isa mengatakan hal itu. Jadi, Allah menjelaskan kesaksian Allah atas ucapan Isa Al-Masih yang sebenarnya.

3. Supaya jelas Isa Al-Masih benar telah mengatakan itu.

Balas
staff
19 December 2017 3:40 pm
Balasan ke  Hamba

~
Saudara Hamba,

1. Sebelumnya kami sangat senang bahwa saudara menghendaki atau berbicara yang pasti-pasti. Tetapi lagi-lagi kami menemukan saudara tidak konsisten dengan pernyataan saudara. Sebab saudara tidak dapat menyebutkan wilayah pasti dari Yerusalem dimana Isa Al-Masih menyampaikan perkataan-Nya itu.

2. Demikian juga saudara tidak dapat menunjukkan dalil yang pasti bahwa Allah adalah saksi. Bagian mana dari Qs 5:72 yang menyatakan bahwa Allah adalah saksi?

3. Poin 3 tidak menjawab pertanyaan kami sama sekali. Bila Allah SWT mahatahu, mengapa Allah SWT menggunakan pernyataan Isa Al-Masih tersebut? Mengapa ia tidak mengacu pada firmannya sendiri? Mohon saudara membaca teliti pertanyaannya agar mengerti.
~
Solihin

Balas
Agur bin Yake
19 December 2017 3:57 pm

~
Kristen: Firman nuzul jadi manusia (lewat seorang anak dara yang bernama Maria/asli perawan tanpa campur tangan laki-laki).

Islam: Firman nuzul jadi kitab (lewat mulut seorang laki-laki 40 tahun bernama Muhammad yang buta huruf). Pertanyaannya, darimana Muhammad dapat wahyu jika Allah SWT tidak punya firman dalam dirinya?

Balas
staff
20 December 2017 12:03 am
Balasan ke  Agur bin Yake

~
Saudara Agur,

Prof. Said Aqil Siraj memiliki pemahaman menarik yang berbeda dengan Islam pada umumnya. Pemahamannya tentang keesaan Allah amat sejalan dengan pemahaman pengikut Isa Al-Masih. Pernyataan saudara di atas merupakan salah satu uraian yang disampaikan Prof. Said Aqil Siraj. Berharap saudara-saudara di forum ini memikirkan dan menjawab pertanyaan saudara.
~
Solihin

Balas

Primary Sidebar

Artikel Terbaru

  • Puasa Dan Pahala Ditinjau Dari Tujuan Penciptaan Manusia
  • Mengapa Nabi Isa Tidak Berdosa Menurut Islam dan Nasrani?
  • Teladan Nabi Dalam Kehidupan Menolong Masuk Surga
  • Mengapa Akhirnya Dua Mukmin Yakini Kristen Yang Benar?
  • Saya Melakukan Berbagai Macam Dosa Syirik. Apa Solusinya?

Artikel Terpopuler Bulan Ini

  • Teladan Nabi Dalam Kehidupan Menolong Masuk Surga
  • Benar Atau Hoax? Ada Bukti Ketuhanan Isa Al-Masih Di Al-Quran?
  • Saya Melakukan Berbagai Macam Dosa Syirik. Apa Solusinya?
  • Mengapa Akhirnya Dua Mukmin Yakini Kristen Yang Benar?
  • Mengapa Nabi Isa Tidak Berdosa Menurut Islam dan Nasrani?

Artikel Yang Terhubung

  • Ulama Islam: Isa Al-Masih Itu Juruselamat Dan Kalimatullah!
  • Apakah Wafatnya Muhammad Ali Mengajarkan Kita Tentang Agama?
  • Dapatkah Agama Mengeluarkan Seseorang Dari "Lubang" Dosa?
  • Orang Muslim Mengorbankan Diri Untuk Menyelamatkan Orang…
  • Atheis, Islam, Kristen Dan Kesempatan Bertobat

Footer

Hubungi Kami

Apabila Anda memiliki pertanyaan / komentar, silakan menghubungi kami dengan menekan tombol di bawah ini.

Hubungi Kami

Renungan Berkala Isa dan Al-Fatihah

Apabila Anda ingin menerima renungan singkat setiap minggu, silakan menekan tombol di bawah ini

Renungan Berkala Isa Dan Al-Fatihah

Social Media

Facebook
Twitter
Instagram
YouTube
App Isadanislam
Hak Cipta © 2009 - 2023 Dialog Agama Isa dan Al-Quran. | Kebijakan Privasi |
Kebijakan Dalam Membahas Email
| Hubungi Kami

wpDiscuz