Orang beragama monoteistik setuju Allah menciptakan Nabi Adam sebagai manusia pertama. Bagaimana cerita Nabi Adam menurut ajaran Islam? Ada banyak kesamaan antara Al-Quran dan Taurat.
Apakah dosa nabi Adam adalah dosa besar atau kesalahan kecil? Dan, ketika nabi Adam berbuat salah, apa akibatnya? Kita akan membaca bahwa dosa Nabi Adam membawa kematian. Namun, ada orang lain yang membawa hidup.
Cerita Tentang Dosa Nabi Adam Menurut Al-Quran
Menurut Al-Quran Allah melarang Adam dan Hawa untuk mendekati satu pohon di sorga. “. . . janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim” (Qs 2:35).
Tapi mereka tidak mematuhi perintah Allah. “. . . Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu” (Qs 7:22). Apakah perbuatan dosa nabi Adam hanya termasuk kesalahan kecil?
Mengapa Dosa Nabi Adam Termasuk Dosa Besar
Berikut beberapa alasan mengapa perbuatan Nabi Adam termasuk dosa besar.
- Allah Maha Kuasa menciptakan dan menguasai segalanya. Ketika Allah melarang sesuatu, ciptaan-Nya harus mematuhi-Nya.
- Adam dan Hawa tidak hanya lupa perintah Allah, karena Iblis mengingkatkan mereka. “. . . setan berkata: ‘Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini . . .’” (Qs 7:20).
- Mereka bertobat dan minta ampunan dari Allah. “. . . jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi” (Qs 7:23).
- Hukum dari Allah atas atas kesalahan nabi Adam dan Hawa, sangat berat. Menurut ajaran Islam, Allah mengusir mereka dari Firdaus. “. . . Turunlah kamu sekalian” (Qs 7:24). Jika tidak diusir, mereka dan keturunannya tidak akan mati di Firdaus. Tetapi akibat dosa mereka, setiap keturunannya mati. Jadi, dampak dari dosa besar mereka adalah kematian bagi setiap manusia.
Allah sudah memerintahkan agar setiap umat mematuhi-Nya dan berserah kepada-Nya. Tetapi, ketika Nabi Adam mendekati pohon itu, ia menganggap remeh otoritas Allah dan tidak berserah sepenuhnya pada Allah.
Sepertinya Nabi Adam mendeklarasikan kemerdekaan dari otoritas Allah. Nabi Adam merasa bahwa dia lebih tahu apa yang terbaik baginya. Dia berpikir akan “menjadi malaikat atau . . . orang yang kekal” (Qs 7:20). Bila Anda tidak setuju dengan penjelasan ini, silakan memberi pendapat Anda lewat email ini.
Dosa-Dosa Kita dan Cara Beroleh Pengampunan
Setiap kali berbuat dosa, kita sama seperti Nabi Adam. Melanggar perintah Allah dan menganggap remeh otoritas-Nya. Di hadapan Allah, semua dosa adalah besar dan sangat serius. Hukumannya adalah kematian, “sebab upah dosa ialah maut . . .” (Injil, Surat Roma 6:23).
Alhamdulillah, ada Pribadi yang tidak pernah berdosa, yaitu Isa Al-Masih. “Ia [Isa] tidak berbuat dosa . . .” (Injil, Surat 1 Petrus 2:22). Oleh karena itu, Isa layak menanggung hukuman dosa untuk setiap orang yang percaya kepada-Nya dan terhindar dari hukuman dosa.
Silakan hubungi kami jika Anda ingin beroleh pengampunan itu.
Allah mengusir Nabi Adam dari Firdaus karena dosanya. Tetapi, melalui pengorbanan Isa Al-Masih, kita semua bisa kembali ke sorga. Kita bisa mempunyai jaminan masuk sorga dan hidup dengan Allah selama-lamanya.
[Staf Isa dan Islam – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Islam.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Sebelum membaca artikel ini, apa pandangan Saudara tentang dosa nabi Adam dan akibatnya?
- Sekarang, bagaimana pendapat Saudara dengan penjelasan bahwa dosa nabi Adam adalah dosa besar? Mengapa?
- Apakah Saudara setuju dengan pernyataan semua dosa besar dan serius? Mengapa?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Dosa Nabi Adam: Kesalahan Kecil atau Dosa Besar?” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Petunjuk Allah Dalam Al-Quran, Taurat, Dan Injil
- Dapatkah Seseorang Menanggung Dosa Orang Lain?
- Al-Quran Dan Injil Percaya, Semua Orang Berdosa Mendapatkan Balasan!
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Ditulis oleh: Kaleb
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS ke: 0812-8100-0718
~
Dosa besar itu adalah syirik kepada Allah dan tidak beristighfar kepada-Nya. Isa beristighfar. Kalau tidak, tidak mungkin beliau dimuliakan di dalam Al-Quran. Orang yang tidak beristighfar, direndahkan. Contohnya Nabi Yunus. Kalau seandainya dia tidak beristighfar, dia tidak bakal keluar dari perut ikan paus sampai hari kiamat. Orang beristighfar itu dimuliakan Allah. Tidak beristighfar, dia sombong.
Apakah Yesus itu sombong? Dia itu bukan Tuhan, tapi manusia. Tidak wajar Dia sombong. Tuhan sombong itu wajar, karena punya segalanya dan Dia Maha Berkuasa, Maha Tak Terkalahkan. Isa punya apa? Tidak mungkin Isa tidak beristighfar. Mustahil, bukan?
~
Saudara Hakkulah,
Bila kita mencermati artikel di atas, maka kita menemukan fakta lain. Nabi Adam tidak pernah berbuat syirik di hadapan Allah. Dia melanggar perintah Allah, tetapi Allah menghukumnya sangat berat, yaitu ia diusir dari Taman Firdaus. Menurut saudara, apakah pelanggaran Nabi Adam masuk kategori syirik? Mengapa Nabi Adam dihukum berat oleh Allah? Mohon penjelasan saudara.
~
Solihin
~
Sorga itu suci adanya. Hanya untuk roh yang tidak berbuat dosa. Dosa kecil dan dosa besar sama saja. Sama-sama tidak bisa masuk surga. Jadi, manusia yang mau masuk surga harus bisa mengusahakan seumur hidup setelah bertobat harus melakukan semua perintah Allah, kasihi Allahmu dan sesama manusia. Mau ada Allah lain dan manusia lain yang kau kasihi tidak masalah. Yang penting tetap mengasihi Allah yang dari Yahudi itu serta mengasihi sesama manusia atau makhluk hidup. Lakukan apa yang kamu ingin orang lain perbuat terhadap kamu. Sedang untuk menyembah Allah, Allah tidak pernah punya sifat sirik. Yang penting kasihilah sesamamu manusia dan Allah dari Yahudi.
~
Saudara Tosto,
Menarik sekali tulisan saudara di atas. Namun, bila mencermati tulisan tersebut, maka kita mendapati inkonsistensi di dalamnya. Bila sorga adalah suci dan untuk roh yang tidak berbuat dosa, maka bagaimana mungkin manusia dapat mengusahakannya? Adanya kata ‘bertobat’ sudah menandakan manusia tersebut berdosa. Sehingga tidak mungkin bisa masuk sorga.
Bila Adam yang melakukan satu dosa saja dihukum begitu berat, maka bagaimana dengan saudara dan kami yang berbuat banyak dosa? Bukankah mustahil manusia diselamatkan bila hanya mengandalkan kemampuan untuk melakukan semua perintah Allah? Bukankah satu perintah saja manusia telah gagal, apalagi semua perintah Allah? Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara yakin mampu melakukan seluruh perintah Allah? Mengapa? Mohon penjelasan saudara.
~
Solihin
~
Sebelum Nabi Adam diciptakan, Allah sudah bilang, Nabi Adam diciptakan untuk dijadikan Khalifah. Allah sudah tahu, beliau pasti akan turun ke bumi. Seharusnya bertanyanya begini, kenapa Nabi Adam diuji di surga padahal surga bukan tempat ujian? Sebetulnya larangan itu tidak ada di surga.
Pelanggaran Nabi Adam bukan dosa besar, tapi dikehendaki Allah. Kalau tidak melanggar, Al-Quran salah. Semua sudah ditetapkan Allah, bahwa Nabi Adam harus turun ke bumi dengan cara mengujinya. Ayatnya 30-33 dari Al-Baqorah, diinformasikan dan diceritakan. Bukan Nabi Adam syirik, tapi anda yang syirik. Jadi, Nabi Adam masih mau beristighfar. Direnungi saja hikmahnya!
~
Saudara Hakkulah,
Menarik sekali pemikiran saudara bahwa pelanggaran Nabi Adam dikehendaki Allah. Dengan demikian, Allah mendesain agar Nabi Adam berdosa. Bila Allah mendesain Nabi Adam berdosa, maka persoalan mendasar bukan pada Nabi Adam, tetapi pada Allah. Tetapi benarkah Allah yang mendesain Nabi Adam berdosa? Bagaimana mungkin Allah yang mahasuci mendesain Nabi Adam berdosa? Lalu untuk apa Allah memberikan perintah dan hukum-hukum-Nya bila Dia menghendaki manusia berdosa? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin
~
Siapapun manusia yang menganggap Allah jadi manusia adalah manusia yang benar-benar gila. Dan dipastikan anda akan masuk neraka. Karena berbicara tanpa pengetahuan yang pasti tentang Allah. Dan karena manusia yang menyebarkan dan mencuci otak manusia lain mengatakan Allah jadi manusia, maka itulah serendah-rendahnya makhluk dan akan saya pastikan di neraka kelak anda yang mengakui Allah jadi manusia akan tetap berada di neraka dan disiksa selamanya.
Karena itu adalah janji saya kepada Tuhan saya kelak. Jika anda tidak bertobat dan mengakui Muhammad adalah utusan Allah, Isa adalah utusan Allah. Dan Allah adalah Tuhan yang disembah dan selamanya-lamanya tetap Allah tidak jadi manusia.
~
Saudara Hamba,
Bukankah memaksa sebuah pandangan dan pendapat tidak dibenarkah? Dan bukankah Allah mahakuasa sehingga Dia mampu berbuat apa yang dikehendaki-Nya? Apakah Dia perlu berkonsultasi dulu dengan saudara untuk menjadi manusia? Bila saudara memberikan janji kepada Tuhan saudara, maka kedudukan saudara lebih tinggi dibandingkan Tuhan saudara. Sebab hanya orang yang lebih tinggi dapat memberikan janji kepada yang di bawahnya.
Tetapi bila Nabi Adam saja berdosa, apalagi saudara dan kami yang memiliki banyak pelanggaran. Mungkinkah orang yang berdosa dapat memberikan janji kepada Tuhan yang mahakuasa? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Komentar Hakkulah: “Dosa besar itu adalah syirik kepada Allah dan tidak beristighfar kepada-Nya. Isa beristighfar. Kalau tidak, tidak mungkin beliau dimuliakan.”
Respon:
Dosa besar juga adalah berasumsi, menyatakan sesuatu sesuai kehendak sendiri tanpa ada bukti tertulis dari kitab Allah. Seperti Iblis berasumsi kepada Adam dengan mengatakan sesuatu kepada Adam yang tidak difirmankan Allah. Pertanyaannya, dimanakah ada tertulis bahwa Isa Al-Masih beristiqfar? Bukankah sdr Hakkulah berasumsi sendiri? Jadi menyangkut kehidupan ini apalagi menyangkut kehidupan kekal nantinya jangan sekali-kali anggap remeh dengan menyemburkan asumsi kita sendiri, ini termasuk dosa besar, menyesatkan banyak umat manusia.
~
Saudara Realita,
Pendapat yang didasarkan pada asumsi amat berbahaya. Kami setuju dengan saudara bila mempertanyakan sumber atau dalil yang menyatakan Isa Al-Masih beristighfar. Ini penting agar kita dapat menyelidikinya bersama-sama dan berharap kebenaran terungkap. Terimakasih saudara Realita untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
*****
Selamat pagi, semoga saudara admin, saudara Hakullah dan teman-teman semuanya dalam keadaan sehat walafiat, dan dalam keadaan hati yang tenteram dan damai. Amin
1. Adam adalah manusia yang paling beruntung, sekaligus juga merugi, penyebab seluruh keturunan manusia yang awalnya seharusnya hidup kekal abadi, menjadi harus mengalami kematian.
2. Setuju Adam melakukan dosa besar, karena sejatinya setitik dosapun tetaplah bernama dosa, yang sangat “dibenci” oleh Allah.
3. Setuju, karena Allah adalah suci, seharusnya kitapun manusia haruslah suci. Tidak ada tawar menawar. Suci adalah suci, dosa kecil/besar adalah dosa; dihukum.
*****
Saudara ApaAja,
Konsekuensi logis dari setiap pelanggaran adalah mendapatkan hukuman. Allah tidak pernah membuat klasifikasi dosa. Taurat, Zabur, dan Injil tidak pernah menuliskan hal itu. Itu sebabnya, adalah bijak bila tidak membuat klasifikasi dosa bila Allah tidak pernah menyatakannya. Bukankah demikian? Terimakasih untuk tiga jawaban yang diberikan.
~
Solihin
~
Yesus itu Tuhan, bukan? Kalau Yesus bukan Tuhan, ya pasti beristighfar. Tidak mungkin. Coba saja renungkan. Pakai dalil bagi orang yang mempercayainya. Istighfar itu adalah wajib semua manusia menurut ajaran Islam. Tidak mungkin Al-Quran bertentangan. Pertanyaan saya, apakah Yesus itu Tuhan atau manusia?
~
Saudara Hakkulah,
Kami berterimakasih untuk pertanyaan saudara. Silakan saudara klik ini https://tinyurl.com/y8w8qv3r untuk mengetahui Isa Al-Masih adalah Tuhan atau bukan. Terimakasih.
Bagaimana dengan pertanyaan kami? Benarkah Allah yang mendesain Nabi Adam berdosa? Bagaimana mungkin Allah yang mahasuci mendesain Nabi Adam berdosa? Lalu untuk apa Allah memberikan perintah dan hukum-hukum-Nya bila Dia menghendaki manusia berdosa? Mengapa Nabi Adam dihukum berat oleh Allah? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin
~
To: Solihin: “Mungkinkah orang yang berdosa dapat memberikan janji kepada Tuhan yang mahakuasa?”
Respon:
Apakah anda tahu pada saat hari penghakiman/persidangan Allah? Di saat itulah dimana hari pembelaan dan pemberat hukuman. Tentu jika anda yang sedang di sidang dan Allah menyatakan bahwa anda di dunia telah mengatakan dan menyatakan bahwa Allah jadi manusia. Maka saya akan katakan kepada Allah, wahai Tuhanku sungguh aku di dunia telah menyampaikan kepada dia (yang di sidang) bahwa mustahil Engkau menjadi manusia dan Engkau tidak akan pernah menjadi manusia. Kini aku memohon kepadamu untuk segera masukan dia ke neraka dan disiksa selama-lamanya. Oleh karena itu ia kafir kepada-Mu, Al-Quran, Muhammad.
~
Saudara Hamba,
Kami menghargai pendapat saudara. Walaupun itu masih sebatas khayalan. Maaf, kami menyebutnya khayalan, karena saudara tidak tahu situasi pengadilan Allah sesungguhnya. Apakah Allah akan meminta pendapat saudara? Tidak ada yang tahu. Tetapi yang pasti saudara akan dihakimi karena saudara adalah manusia berdosa sama seperti kami.
Karena itu, kami belum menemukan jawaban dari pertanyaan kami. Mungkinkah orang yang berdosa seperti saudara dapat memberikan janji kepada Tuhan yang mahakuasa? Dapatkah saudara menjelaskan hal ini? Bagaimana saudara?
~
Solihin
~
Salam,
Pada mulanya sebelum Adam berdosa dipenuhi dengan kemuliaan Allah (suci). Dan ketika Adam jatuh ke dalam dosa segala kemuliaannya hilang. Adam tahu dia telanjang karena dosanya. Kemudian menutupi tubuhnya dengan daun untuk menutupi malunya (dosanya). Sesungguhnya senakin kita menutupi malu tubuh kita, berusaha suci, maka makin tercermin kita berusaha menutupi dosa kita. Hanya Isa Al-Masih yang memberikan kembali kemuliaannya kepada manusia.
~
Saudara Tobat,
Memang sejak keberdosaan Adam, maka seluruh manusia menjadi berdosa. Satu dosa saja telah mengakibatkan banyak munculnya pelanggaran dan dosa-dosa lainnya. Tentu ini perlu diselesaikan. Tetapi manusia tidak mungkin sanggup menyelesaikan persoalan dosa sendirian tanpa pertolongan dari Allah. Itu sebabnya, Isa Al-Masih datang ke dunia untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa. Harap saudara-saudara di forum ini berani mengkaji dan mempertimbangkan hal ini.
~
Solihin
~
Menurut Sumber Islam: “Pelanggaran Nabi Adam bukan dosa besar, tapi dikehendaki Allah. Kalau tidak melanggar, Al-Quran salah. Semua sudah ditetapkan Allah.”
Respon:
Allah tidak pernah menciptakan manusia untuk berbuat dosa. Baca, teliti semua kitab Taurat, kitab para Nabi atau Injil tidak ada sama sekali Allah menginginkan manusia berbuat dosa. Hanya Iblis yang menginginkan manusia berbuat dosa. Karena dosa pelanggaran hukum Allah. Hukum Allah: “Jangan membunuh.” Tapi Iblis memutar balik, melanggar hukum Allah: “Boleh membunuh asal sesuai aturan. “Jangan mengingini milik sesamamu manusia, istrinya, anaknya, budaknya, apapun milik sesamamu.” Iblis: “Halal istri sesama, budaknya untuk digauli.”
~
Saudara Budi,
Kami setuju dengan saudara bahwa Allah tidak menghendaki manusia berdosa. Bila ada ilah atau pandangan yang menyatakan Allah menghendaki dosa, maka pandagan orang tersebut patut dipertanyakan. Sebab ia sedang menuduh Allah sebagai sumber dosa. Kami berharap ini menjadi catatan penting bagi saudara-saudara di forum ini. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Pemimpin belum tentu pemimpin, ia bisa seorang pemberang yang culas. Tokoh belum tentu tokoh, bisa juga ia seorang eksploitator yang penuh nafsu. Panutan belum tentu panutan, ia juga bisa menjadi seorang penunggang dan kita kudanya. Cendekiawan belum tentu cendekiawan, bisa juga ia manipulator logika dan kebenaran ilmu. Ulama belum tentu ulama, bisa juga ia tidak berbeda dengan blantik atau preman.
Orang hidup mesti hati-hati, penuh kewaspadaan pikiran dan kerendahan hati, supaya tidak terlalu sengsara dan luka parah. Semua bersifat relatif, yang mutlak hanya Allah. Kenapa kalian berdebat? Sedangkan kuasa menumbuhkan rambut kalian sendiri saja tidak bisa. Sampai ketemu di akhirat.
~
Saudara Roja,
Kami tidak sedang mengajak berdebat, melainkan berdiskusi. Bila ada hal yang kurang jelas dan kami memberikan pertanyaan, maka hal itu dalam rangka untuk mengetahui lebih jelas maksud tulisan tersebut. Sehingga setiap pendapat bukan didasarkan pada asumsi ataupun khayalan, melainkan pada bukti. Bukankah itu jauh lebih baik?
Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara sudah membaca artikel di atas? Bagaimana pendapat saudara mengenai artikel tersebut?
~
Solihin
~
Komentar Hakkulah: “Yesus itu Tuhan, bukan? Kalau Yesus bukan Tuhan, ya pasti beristighfar. Tidak mungkin. Coba saja renungkan. Pakai dalil bagi orang yang mempercayainya. Istighfar itu adalah wajib semua manusia menurut ajaran Islam. Tidak mungkin Al-Quran bertentangan. Pertanyaan saya, apakah Yesus itu Tuhan atau manusia?”
Jawab: Karena tidak ada satupun tertulis yang menyebutkan Yesus Kristus beristghfar, itu berarti karena Dia adalah Tuhan. Dia suci dari lahir (benih ilahi dalam rahim Maria, bukan karena keinginan seorang lelaki) dan tidak pernah berbuat dosa selama hidup-Nya.
~
Saudara Realita,
Diperlukan bukti konkret bila Isa Al-Masih beristighfar. Bila hal itu tidak dapat dibuktikan, maka pendapat tersebut hanya asumsi semata. Karena itu, kami berharap saudara-saudara di forum ini tidak mendasarkan pendapatnya pada asumsi saja. Terimakasih untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Solihin,
Yang janggal dari artikel ini adalah bahwa menurut Injil Roma 6:23, “Upah dosa adalah maut”. Tapi ketika Nabi Adam berdosa, dia tidak mati dan tidak dimasukan ke dalam neraka. Tapi Nabi Adam hanya diusir dari Taman Eden saja dan diasingkan ke bumi, sampai pada akhirnya Allah menerima tobatnya Nabi Adam. Ini mengindikasikan bahwa dosa Nabi Adam bukan dosa besar tapi dosa kecil. Dan Allah itu Maha pengampun, sebab dosa besar yang tidak akan diampuni adalah dosa syirik, seperti Solihin dan the gank. Utusan Tuhan diangkat jadi Tuhan. Ini dosa yang tidak akan diampuni.
~
Saudara Rizal,
Kami berterimakasih untuk tanggapan saudara. Kami tertarik dengan pernyataan saudara bahwa Allah menerima tobat Nabi Adam. Kalau boleh tahu, tertulis dimanakah bahwa Allah menerima tobat Nabi Adam dalam Taurat? Kami berharap saudara dapat membuktikannya sehingga ini bukan asumsi semata.
Setiap orang yang berdosa pasti mendapatkan hukuman. Sebab Allah tidak pernah menggolongkan dosa besar dan dosa kecil. Kalau boleh tahu, tertulis dimanakah dalam Taurat dan Injil ada penggolongan dosa besar dan dosa kecil? Mohon penjelasan saudara.
~
Solihin
~
To: Hakullah,
Yakobus 1:1-18, “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Pencobaan ini datang dari Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun…Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.., supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.”
Summary:
1. Yang baik dan sempurna dari Allah
2. Dosa dari manusia “duniawi”
3. Allah ingin manusia “bertumbuh” ke arah-Nya
~
Saudara Wahyunata,
Memang benar bahwa yang sempurna adalah Allah, sedangkan hakikat manusia adalah berdosa. Itu sebabnya, tidak pernah ada penggolongan dosa besar atau dosa kecil. Penggolongan tersebut bukan berasal dari Allah, melainkan dari manusia. Kami berharap saudara-saudara di forum ini memahami hal ini. Terimakasih saudara Wahyunata untuk tanggapan saudara.
~
Solihin
~
Kepada Hakullah,
Mazmur 92:5-8, “Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu. Apabila orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya.”
~
Saudara Wahyunata,
Memang tidak semua orang dapat menghargai karya terbesar Allah yaitu keselamatan. Pada hakikatnya sikap tak menghargai atau menyia-nyiakan kasih karunia Allah ini karena manusia sebagian besar tidak memahami makna keselamatan. Keselamatan bukan sekedar usaha Allah untuk menolong manusia terhindar dari neraka melainkan karya Allah di dalam Isa Al-Masih untuk mengembalikan ‘kemuliaan Allah’ pada manusia yang telah hilang akibat dosa. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Injil, Surat Roma 3:23-24).
Bagi kita yang telah diselamatkan, marilah kita bersyukur atas anugerah Allah yang luar biasa ini.
~
Slamet
~
Solihin: “Mungkinkah orang yang berdosa seperti saudara dapat memberikan janji kepada Tuhan yang mahakuasa?”
Respon:
Mengapa tidak? Saya akan mempertanyakan kepada Allah keadaan anda yang menyatakan bahwa Allah menjadi manusia di neraka atau di surga. Jika anda di surga, maka saya akan protes jika alasannya adalah karena Allah benar menjadi manusia. Karena itu berlawanan dari kodrat/ketentuan Sang Pencipta. Bagi saya Sang Pencipta memiliki kodrat/ketentuan. Jika Tuhan tidak memiliki ketentuan, maka itu bukan Tuhan saya seperti Sang Pencipta harus maha adil dan bijaksana. Janji yang saya maksud adalah saya akan mempertanyakan tentang kebenaran Allah menjadi manusia atau tidak? Saya pastikan anda masuk neraka.
~
Saudara Hamba,
Nampaknya saudara berkelit mengenai frasa ‘memberikan janji’. Ada perbedaan mendasar antara memberikan janji dengan mempertanyakan. Memberikan janji disampaikan oleh pribadi yang kedudukannya lebih tinggi. Dalam hal ini berarti saudara memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan Allah. Kami bertanya kepada saudara. Apakah saudara lebih tinggi dan lebih hebat dibandingkan Allah? Mengapa?
Kedua, mempertanyakan tentang Dia menjadi manusia adalah hak saudara. Tetapi apakah itu patut dilakukan mengingat Allah adalah mahakuasa? Bukankah saudara adalah ciptaan-Nya? Dapatkah ciptaan menggugat Sang Pencipta bila Dia berkenan menjadi manusia? Bagaimana menurut saudara?
~
Solihin
~
“Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kejadian 2:17).
~
Saudara Agur,
Kami berterimakasih untuk ayat Taurat yang dikutip saudara. Kalau boleh tahu, apa yang hendak disampaikan saudara berkenaan dengan ayat tersebut? Terimakasih sebelumnya untuk penjelasan saudara.
~
Solihin
~
Dalam urusan diridlai atau tidak diridlai oleh Allah, masuk sorga atau neraka, pintar atau bodoh, tersesat atau tidak tersesat, bersertifikasi agama atau kafir, tidak ada manusia yang bisa memastikan dan dipastikan. Tidak ada pemerintah, kaisar, jenderal, raja, presiden, konglomerat dan siapapun yang sejati menguasai dunia, kecuali Tuhan sedang memegang kedua kaki mereka atau mencengkeram leher mereka sampai waktu yang Ia tentukan untuk membenturkan mereka ke tembok kebenaran-Nya. Karena sesungguhnya segala sesuatu, apapun, jagat raya, alam semesta, hanyalah satu yaitu Allah. Termasuk saya, anda dan kalian semua.
~
Saudara Roja,
Memang benar bahwa Allah penguasa atas segala sesuatu. Allah juga yang akan menghakimi semua manusia untuk masuk sorga atau neraka. Tetapi mengingat seluruh manusia adalah berdosa, maka sudah pasti semua manusia masuk neraka. Ini adalah konsekuensi logis dari hakikat manusia yang berdosa. Menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara saudara bisa bebas dari api neraka? Bagaimana saudara menjelaskan hal ini?
~
Solihin
~
Sekarang saya bertanya kepada semua. Kenapa kita terlahir di dunia ini? Karena ada Allah, ayah dan ibu. Kenapa ayah dan ibu bersatu? Karena jodoh atau garis tangan ayah dan ibu. Jadi, kalau Nabi Adam berbuat dosa itu sudah garis tangannya. Coba lihat Qs Al-Baqarah:30.
Awalnya Nabi Adam di surga. Bagaimana cara Allah menurunkan manusia pertamanya ke bumi bila Nabi Adam tidak berbuat dosa dan sanksi dari dosanya tersebut diturunkan ke bumi? Bila anda kurang puas dengan ketentuan Allah, Anda harus komplain kepada Allah dan bertanya untuk apa terlahir ke dunia ini. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana kita terhadap Allah, adakah kita mengingat-ingat dosa yang telah kita lakukan dan mohon ampun ke Allah? Apa yang dibuat Nabi Adam itu urusan dia dan Allah?
~
Saudara Raditya,
Tulisan dan pendapat saudara di atas nampaknya memberikan tanggung jawab kepada Allah. Bila Nabi Adam berdosa adalah garis tangannya, maka ini menandakan bahwa Allah yang merancang Nabi Adam berdosa agar ia bisa diturunkan ke bumi. Pertanyaannya adalah benarkah Allah yang merancang Nabi Adam berbuat dosa? Benarkah Allah adalah sumber dosa? Benarkah Nabi Adam diturunkan ke bumi? Tertulis dimanakah itu dalam Taurat? Mohon pencerahan saudara.
~
Solihin
~
To: Staf Isa,
Saya yakin bisa melakukan semua perintah Allah. Manusia hidup di dunia yang paling penting adalah mengasihi sesama. Melakukan semua yang apa orang lain ingin melakukan terhadap diri sendiri dan saya sudah melakukan setiap harinya dan saya yakin bisa. Perintah Tuhan yang paling utama. Setiap jarinya sudah saya lakukan. Prinsipnya bergunalah bagi orang lain. Kalau misal tidak bisa berguna buat orang lain minimal janganlah kerugikan orang lain.
~
Saudara Tosto,
Kami kagum dengan rasa percaya diri saudara yang mampu melakukan semua perintah Allah. Kami memiliki dua pendapat mengenai saudara. Pertama, saudara melebihi Nabi Adam. Karena Nabi Adam gagal memenuhi semua perintah Allah. Kedua, saudara melebihi nabi saudara, karena nabi saudara pun gagal memenuhi semua perintah Allah. Karena itu, bila saudara mampu melakukan semua perintah Allah, maka apakah saudara sholat tidak pernah bolong-bolong sejak saudara mampu sholat hingga sekarang? Apakah saudara berpuasa selama sebulan penuh tanpa pernah batal sejak saudara pertama kali berpuasa hingga sekarang? Bagaimana saudara?
`
Solihin