Etty Binti Toyib harus membayar uang sebesar Rp 15,2 Miliar kepada pemerintah Arab Saudi karena dia membunuh satu orang di sana. Tetapi, dia tidak mampu membayar hutang sebesar itu. Hal ini menjadi beban yang sangat berat baginya. Akhirnya, pemerintah Indonesia membayarkan diyat/uang tebusannya agar Ibu Etty bebas dari hukuman mati yang menjeratnya.
Dosa-dosa kita adalah beban terberat hidup kita. Mungkin Anda pernah mengalaminya.
Para Muslim percaya seseorang tidak dapat menanggung dosa orang lain. Setiap orang akan menanggung hukuman dosanya masing-masing di neraka.
Itulah kabar buruk yang menakutkan kita dan membuat kita merasa tidak tenang. Bagaimana solusi untuk mengatasinya? Adakah penggatian seperti dalam situasi dengan Ibu Etty?
Konsep Penggantian Hukuman dalam Islam
Ada empat contoh dalam Al-Quran dimana ada penggantian hukuman.
- Kitab Taurat dan Al-Quran bersaksi bahwa Ibrahim/Abraham tidak jadi mengorbankan anaknya itu. Allah sendiri menyediakan pengganti anak itu dengan seekor kambing/domba (Qs 37:107).
- Situs Islam menjelaskan kafarat dan diyat sebagai penebusan dan penggantian hukuman. Kafarat adalah sebuah pemberian yang dikeluarkan untuk menebus kesalahan tertentu yang sudah diatur oleh hukum syariat.
- Adapun diyat adalah sejumlah uang denda yang dibayarkan kepada keluarga korban pembunuhan yang tidak sengaja. Atau pembunuhan dengan sengaja tapi telah diampuni oleh keluarga korban. “. . . hendaklah yang diberi maaf membayar diyat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula” (Qs. 2:178).
Jadi, Taurat, Al-Quran, dan Hadist mengajarkan penggantian hukuman dosa. Berarti, kita tidak harus menanggung dosa kita sendiri?
Anda Ingin Menanggung Dosa Sendiri?
Biasanya teman-teman Muslim saya selalu mengutip satu ayat Al-Quran ketika bicara tentang soal kebutuhan pengganti yang menanggung hukuman dosa manusia. “Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain . . .” (Qs.17:15).
Saya juga setuju bahwa setiap orang berdosa memikul dosanya sendiri. Dia tidak dapat memikul dosa orang lain. Dosa sendiri saja kita semua tidak sanggup memikulnya, apalagi dosa orang lain.
Jika demikian, artinya kita semua harus bertanggung-jawab dengan menderita hukuman dosa kita di neraka. Jelas tidak ada yang mau, bukan? Tetapi, bagaimana kalau Allah sediakan jalan untuk menanggung dosa setiap orang Muslim, Yahudi dan Nasrani? Bukan itu lebih baik?
Kurban Pengganti Hukuman Dosa Manusia
Memang seseorang tidak menanggung dosa orang lain, tetapi boleh ada subtitusi/penggantinya. Siapakah kurban pengganti ini?
Syukurlah, Kitab Allah menyaksikan bahwa Isa Al-Masih yang suci telah rela menggatikan hukuman dosa semua manusia. “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia [Isa Al-Masih] yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia . . .” (Injil, Surat 1 Timotius 2:5-6).
Isa Al-Masih adalah Kalimatullah yang telah menjadi manusia. Melalui kematian-Nya, Isa Al-Masih yang suci menggantikan hukuman dosa semua manusia. Supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak menderita hukuman kekal di neraka. Sebaliknya beroleh pengampunan-Nya dan hidup kekal di surga-Nya.
Agar Anda Bebas dari Hukuman Dosa Anda
Apakah Anda mau dan merasa sanggup menanggung hukuman dosa Anda sendiri di akhirat? Jika tidak, sekarang percayalah kepada Isa Al-Masih yang telah menggantikan hukuman dosa manusia.
Dia akan mengampuni dosamu dan menjamin Anda menikmati surga-Nya. Dan beban terbesar Anda akan diangkat. Sehingga hati Anda tenang dan bahagia.
[Staf Isa dan Al-Quran – Untuk masukan atau pertanyaan mengenai artikel ini, silakan mengirim email kepada Staff Isa dan Al-Quran.]
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa orang berdosa tidak dapat menanggung dosa orang lain?
- Apakah konsep penggantian hukuman dosa di atas masuk akal? Berikan alasannya!
- Menurut artikel di atas, mengapa penggantian hukuman dosa oleh Isa Al-Masih dapat menjamin seseorang masuk sorga?
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silakan klik pada link-link berikut:
- Inikah Kafarat/Penebus Bagi Dosa Umat Islam Dan Semua Orang?
- Dapatkah Seseorang Menanggung Dosa Orang Lain?
- Siapa Memikul Dosa Muslim Dan Kristen?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
~
Tidak mungkin seseorang dapat menanggung dosa orang lain. Karena dosa boleh dibilang vonisnya Allah terhadap manusia.
Roma 14: 12 mengatakan, “Demikianlah setiap orang diantara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah”
~
Saudara Sona Ise,
Kami sependapat dengan saudara, bahwa memang tidak mungkin seorang manusia dapat menanggung dosa sesamanya, bahkan untuk dosanya sendiripun hal itu tidak mungkin. Tetapi hanya Allah yang berkuasa akan hal itu.
Kalau demikian maka sia-sialah setiap usaha manusia untuk melunasi dosanya. Oleh karena itulah Isa Al-Masih mati dan bangkit untuk melunasi aib najis dosa manusia. Sehingga Firman Tuhan katakan: “dan di dalam Isa Al-Masih Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,” (Injil, Surat Efesus 2:6). Apakah saudara mau menerima keselamatan melalui Isa Al-Masih? Silakan hubungi kami di SMS ke nomor: 0812-81000-718.
IDI: WA 0812-8100-0718
~
Noni
~
Apakah Isa Al-Masih yang di Al-Quran sama dengan Yesus Kristus menurut pandangan Kristen ?
~
Saudara Wilman Pakpahan,
Isa Al-Masih dalam Al-Quran diyakini sebagai nabi utusan Allah, sama seperti nabi lainnya. Sedangkan kebenaran tentang-Nya dapat diperoleh melalui Alkitab. Alkitab menunjukan sentralitas Isa Al-Masih. Menariknya bahwa kitab suci Islam yang baru ada pada abad ke 7, artinya berabad-abad setelah kisah kebenaran tentang-Nya justru memiliki pemahaman yang berbeda sendiri, sekaligus menggeser posisi Isa Al-Masih kebelakang.
Isa Al-Masih di dalam Perjanjian Lama adalah Mesias yang dijanjikan. Sedangkan Perjanjian Baru merupakan penggenapan. Dalam Injil Dia menjadi manusia dan berkorban bagi manusia. Supaya manusia memperoleh selamat. Jadi manakah yang menurut saudara masuk akal?
~
Noni