Umumnya orang Islam beranggapan bahwa Muhammad dan Isa Al-Masih menulis sebuah Kitab Suci. Anggapan ini jelas salah. Karena, baik Al-Quran ataupun Injil bukanlah kitab yang ditulis oleh Muhammad atau Isa Al-Masih.
Al-Quran merupakan kumpulan buku yang ditulis oleh sahabat Muhammad setelah kematiannya. Sedangkan Injil adalah empat kitab pertama dari Alkitab yang menjelaskan tentang kehidupan dan ajaran Isa Al-Masih yang ditulis oleh murid-murid-Nya.
Persoalan siapakah yang menulis “buku” tersebut bukanlah hal utama. Yang terpenting ialah, dari siapakah wahyu tersebut datang, dan bagaimana caranya hingga wahyu itu diberikan kepada manusia?
Darimana Datangnya Al-Quran? Atau Kitab Suci Injil?
Umat Muslim percaya Al-Quran diturunkan kepada Muhammad. Bahkan mereka meyakini Al-Quran salah satu mujizat Allah lewat Muhammad. Namun sejarah menyatakan, Muhammad menerima “wahyu” tersebut dari satu makhluk roh secara lisan. Lalu Muhammad meneruskan kepada sahabat-sahabatnya untuk mereka hafalkan. Setelah Muhammad wafat, barulah “hafalan-hafalan” tersebut dibukukan. Jadi, sebenarnya Muhammad tidak menerima wahyu itu langsung dari Allah. Melainkan dari sesuatu makhluk roh.
Injil diberikan dengan cara yang berbeda dari semua kitab suci lainnya. Murid-murid Isa Al-Masih menulis kata-kata Allah yang mereka dengar dari Allah sendiri. Dengan ilham Ilahi dari Roh Kudus, Injil ditulis oleh murid-murid Isa Al-Masih. Perhatikanlah ayat suci ini: “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Injil, Yohannes 14:26).
Tidak hanya firman Allah yang diberikan secara langsung kepada manusia, melainkan Roh Kudus memastikan bahwa Pesan Allah lengkap.
Allah Mewajibkan Muslim Membaca Injil
Mungkin itulah alasannya mengapa Al-Quran mendorong agar orang Muslim membaca Injil, “Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:46).
Selain itu Muhammad juga diperintahkan untuk bertanya kepada orang-orang yang telah membaca Kitab Suci sebelumnya, “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab”
Mengapa Allah Ingin Anda Baca Injil?
Injil adalah buku unik di antara semua buku-buku agama lainnya. Injil juga merupakan biografi kehidupan Kalimat Allah (Isa Al-Masih) selama Ia di dunia. Injil mencatat kehidupan Isa-Masih dari lahir-Nya sampai kembali-Nya kepada Bapa di Surga.
Ayat ini mengikhtisarkan mengapa Injil ditulis. “Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Injil, Rasul Besar Yohannes 20:31). Tidak ada buku lain yang pernah ditulis yang dapat memimpin manusia kepada keselamatan.
[Staf Isa dan Islam – Bila Saudara rindu untuk mempelajari lebih lanjut mengenai Keselamatan yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Artikel tentang Keselamatan dapat membantu Saudara.]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel di atas. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Bagaimana Pandangan Al-Quran Tentang Kebenaran Injil?
- Apakah Yang Dimaksud Dengan Istilah “Injil”?
- Adakah Versi Injil Bahasa Arab?
- Injil, Palsu Atau Tidak?
Video:
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel “Haruskah Umat Muslim Membaca Injil?”, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke: 0812-8100-0718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .