Etnis Muslim Rohingya menderita penganiayaan dan pembunuhan karena kebencian dan permusuhan. Orang Islam, Kristen dan semua agama wajib menghentikan sikap jahat itu.
Ajaran kasih sayang dalam Al-Quran ataukah ajaran Isa Al-Masih yang dapat menghentikannya? Adakah relasi derita Muslim Rohingya dan Isa yang penuh kasih?
Empati untuk Derita Muslim Rohingya
Kita tidak tahu persis penyebab konflik antara etnis Muslim Rohingya dan pemerintah Myanmar. Namun kita wajib berempati atas penderitaan-penderitaan semacam itu. Kita berdoa kepada Allah agar konflik itu cepat selesai. Semoga banyak negara memberi bantuan makanan, minuman, obat-obatan dan juga tempat tinggal.
Minoritas-Minoritas yang Teraniaya
Menurut sumber online, etnis Muslim Rohingya bukanlah satu-satunya yang teraniaya di Myanmar. Etnis Karen dan Chin yang mayoritas Kristen juga teraniaya. Sehingga lebih dari 150 ribu etnis Karen melarikan diri ke Thailand.
Agence France-Presse (AFP) melaporkan (4/9/2017), bahwa suku Mro yang menganut Buddha dan komunitas kecil warga Hindu di Rakhine ikut menjadi korban.
Penganiayaan karena kebencian dan permusuhan terjadi pada etnis Yazidi oleh ISIS, suku Tutsi di Rwanda-Afrika, penganut Ahmadiyah, konflik di Sampit, Poso, Ambon, dsb.
Adakah ajaran Islam dan Kristen yang menghentikan kebencian dan permusuhan?
Ajaran Kasih Sayang Dalam Al-Quran dan Hadist
Hadist mengajarkan, “Siapa yang tidak menyayangi manusia, tidak akan disayang Allah” (HR. Al Thabarani). Al-Quran mengingatkan, “Barangsiapa yang membunuh seorang manusia . . . maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya”(Qs 5: 32).
Namun Islam juga mengajarkan Al-Bara’, yaitu membenci dan memusuhi orang-orang kafir. Dapatkah ajaran Al-Bara’ menciptakan perdamaian dan kerukunan di antara umat beragama dan suku yang berbeda-beda? Jawablah lewat email ini.
Derita Muslim Rohingya dan Isa Yang Penuh Kasih
Isa Al-Masih mengajarkan moralitas/akhlak termulia yang menghentikan kebencian dan permusuhan.
Firman-Nya, “Perbuatlah kepada orang lain apa yang kamu kehendaki mereka perbuat kepadamu” (Kitab Suci Injil, Rasul Lukas 6:31). Contoh konkritnya ialah, “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu . . . mengutuk kamu . . . mencaci kamu” (Injil, Rasul Lukas 6:27-28).
Jika Anda tahu ajaran yang lebih mulia dari ajaran kasih Isa Al-Masih di atas, emailah kepada kami di sini.
Apa Kasih Terbesar Isa Al-Masih bagi Anda?
Jelaslah bahwa ajaran kasih kepada musuh dari Isa Al-Masih adalah termulia dibanding ajaran Hadist, Al-Quran dan Al-Bara’di atas. Sebab dapat menghentikan permusuhan dan kebencian.
Lebih dari itu, Isa Al-Masih begitu mengasihi manusia. Buktinya Dia rela mati tersalib guna menanggung hukuman dosa manusia. Melalui penyaliban-Nya itu, Isa Al-Masih menjamin pengampunan dosa dan hidup kekal setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Dengan percaya Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, Anda pasti beroleh hidup kekal di sorga-Nya.
[Staf Isa dan Islam – Untuk informasi lebih lanjut, silakan mendaftar untuk menerima secara cuma-cuma Buletin Mingguan “Isa dan Al-Fatihah.”]
Artikel Terkait
Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Terapkan Ajaran Isa: Derita Muslim Rohingya Dapat Berhenti!”. Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut:
- Mengapa Islam Dan Nasrani Mengajarkan Bahwa Kasih Penting?
- Dalam Injil Dan Al-Quran, Isa Mewujudkan Kasih Allah
- Kebencian Ataukah Kasih Yang Umat Beragama Butuhkan?
- Apakah Hisab Menurut Islam Adalah Bukti Kasih Sayang Allah?
Video:
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Mengapa kita tidak boleh membenci dan memusuhi orang yang berbeda agama, ras, suku dan golongan dengan kita?
- Menurut Saudara, ajaran Islam ataukah Isa Al-Masih yang wajib diamalkan sehingga menghentikan kebencian dan permusuhan serta menciptakan perdamaian? Mengapa!
- Isa Al-Masih mengajarkan kasih/akhlak/moralitas termulia, mungkinkah Dia hanya manusia biasa? Alasannya!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718
PEDOMAN WAJIB MEMASUKAN KOMENTAR
Bagi Pembaca yang ingin memberi komentar, kiranya dapat memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Komentar harus menggunakan bahasa yang jelas, tidak melanggar norma-norma, tidak kasar, tidak mengejek dan bersifat menyerang.
2. Hanya diperbolehkan menjawab salah satu pertanyaan fokus yang terdapat di bagian akhir artikel. Komentar yang tidak berhubungan dengan salah satu pertanyaan fokus, pasti akan dihapus. Harap maklum!
Komentar-komentar yang melanggar aturan di atas, kami berhak menghapusnya. Untuk pertanyaan/masukan yang majemuk, silakan mengirim email ke: .