Setiap pengikut raja wajib tunduk dalam melaksanakan setiap ketetapan yang diturunkan oleh raja tersebut. Jika tidak, jangan kaget jika seorang yang tidak tunduk akan mendapatkan hukuman! Bisa saja nyawa orang tersebut melayang!
Bagaimana dengan wahyu Allah yang diturunkan kepada umat manusia? Apakah Allah akan memberikan hukuman bagi mereka yang tidak percaya kitab yang diturunkan?
Jika raja dapat menggunakan otoritasnya untuk menghukum, apalagi Allah sebagai pencipta dan pemegang nafas kehidupan kita, bukan?
Allah Menurunkan Kitab Injil
Al-Quran menyatakan dengan jelas bahwa Allah menurunkan kitab Injil bagi umat manusia. “ Kami [Allah] . . . telah memberikan . . . Kitab Injil sedang di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) . . . Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa” (Qs 5:45-46). Oleh karena itu sebagai orang bertaqwa, umat Muslim wajib mempercayai kitab Injil.
Kitab Injil Mengajarkan Tentang Pengampunan dan Penebusan Dosa
Seperti yang dinyatakan melalui ayat-ayat Quran tersebut, kitab Injil berisikan “petunjuk” dan “cahaya.” Jika Anda mempelajari kitab Injil, maka Anda memahami bahwa petunjuk dan cahaya tersebut adalah Isa Al-Masih.
Ia menjadi petunjuk dan cahaya karena Allah memberikan pengampunan dan penebusan dosa Anda dan saya melalui pengorbanan Isa. “Seperti Anak Manusia [Isa Al-Masih] juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan banyak orang” (Injil, Rasul Besar Matius 20:28). Otomatis, tanpa pengorbanan Isa, seseorang tidak akan mendapatkan pengampunan dan penebusan dosa.
Hukuman Mati Bagi Yang Tidak Percaya Kitab Yang Diturunkan
Ia juga akan mendapatkan hukuman mati. Sebagai manusia, kita tidak dapat membuat diri kita berkenan di hadapan Allah. Karena kita terus berbuat dosa. Sementara “. . . upah dosa adalah maut” (Injil, Roma 6:23).
Oleh karena itu, mari kita percaya kitab yang turunkan Allah. Mari kita mengikuti petunjuk dan cahaya dalam kitab Injil. Berikut ini adalah kebenaran Injil “yang diturunkan” yang wajib kita pegang:
- Injil tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang.
- Pengikut Isa Al-Masih harus berfokus pada Injil, bukan pada kitab lain.
- Injil yang dimaksud nabi umat Islam adalah Isa Al-Masih mati tersalib dan bangkit dari antara orang mati. Injil yang sama menjelaskan manusia tidak dapat diselamatkan oleh amal dan perbuatan baik.
- Inti dari Injil adalah, Isa Al-Masih satu-satunya jalan keselamatan.
Allah ingin memberi hidup yang kekal pada Anda, bukan kematian! Hidup yang kekal datang melalui kepercayaan pada Isa Al-Masih sebagai Juruselamat pribadi!
Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca
Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut:
- Apa yang Al-Quran nyatakan tentang kitab Injil?
- Apa yang Injil nyatakan tentang “petunjuk” dan “cahaya”?
- Bagaimana jika seseorang tidak percaya kitab yang diturunkan? Sebutkan alasan Saudara!
Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus.
Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.”
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. Atau SMS/WA ke: 081281000718.
Malikul Kudus mengatakan
~
Sdr Slamet,
Al-Quran menyatakan Isa tidak di salib dan juga mengajarkan manusia diselamatkan oleh amal dan berbuat baik.
Sedangkan inti dari Injil adalah, Isa Al-Masih utusan Tuhan yang mengajarkan jalan keselamatan. Isa bukan Tuhan yang wajib di sembah. Dan yang wajib disembah adalah Allah Tuhan satu-satunya.
staff mengatakan
~
Suadara Malikul,
Walaupun umat Muslim melakukan amal dan ibadah merupakan cara untuk mengatasi penderitaan dan siksaan di neraka, namun ketakutan akan ancaman neraka tidak pernah hilang.
Bahkan dalam Hadits Nabi Saudara sendiri mengakui bahwa amal tidak menjamin saudara akan masuk sorga. “Dari Jabir r.a katanya dia mendengar Nabi Saw. bersabda: “Bukan amal seseorang yang memasukkannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah Swt. belaka” (HSM 2412-2414).
Jelas nabi saudara mengatakan tidak cara lain agar saudara diselamatkan dari hukuman neraka, bukan?
Dan lebih jauh lagi ia memerintahkan umat Muslim bersholawat bagi dirinya. Seluruh umat Muslim di dunia diwajibkan mengucapkan “Assalamu ’alaika ayyuhan Nabi” (semoga keselamatan tercurah kepadamu hai Nabi) setiap sholat.
Bahkan yang paling mengerikan bahwa mendatangi neraka itu adalah kepastian yang tidak dapat dihindarkan bagi semua orang. “Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
~
Slamet
Malikul Kudus mengatakan
~
Saudara Slamet,
Kalau anda menunjukan hadist, terlalu lama bagi saya untuk klarifikasi hadist tersebut, sebaiknya kalau anda membahas Al-Quran diteruskan oleh ayat Al-Quran lain demikian juga pembahasan Injil dengan Injil lagi.
Hadist dan shalawat adalah sunah bagi saya bukan yang wajib. Surat 19:71 ditujukan kepada orang yang zalim, kalau anda baca ayat berikutnya, Allah menyelamatkan orang- orang yang berada dijalan yang benar.
staff mengatakan
~
Saudara Malikul,
Al-Quran menuliskan janji “Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan” (Qs 19:71).
Jelas semua Muslim melewati shirâth (jembatan di atas neraka) sesuai dengan kadar amal shalehnya. Kemudian Allah menyelamatkan mereka sesuai amalnya. “Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut” (Qs 19:72).
Jika amal seseorang mencukupi untuk masuk sorga, maka Allahnya tidak perlu repot menyelamatkan dia. Sebab dia pasti selamat oleh amalnya itu. Dan itu bukanlah rahmat Allahnya, melainkan hasil usahanya.
Jelas hal ini bertentangan dengan ayat Al-Quran, “… janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs 39:53).
~
Slamet
anda stress mengatakan
~
Kepada Staff stress,
Sudah anda baca kan keterangannya? Terus anda belum paham juga maksudnya? Kalau begitu mengapan anda suka nulis tentang Al-Quran kalau cara pandang anda saja masih kaya ini, hebat orang Nasrani itu ya? Selalu berusaha buat Al-Quran jelek, tapi sayang ribuan tahun tak ada yang berhasli.
Ente stress
Amal itu suatu keharusan, kalu masalah sorga itu memang urusan Allah, memangnya kenapa kalau saya masuk neraka? Aku ini milik Allah terserah Allah mau dimasukan saya kemana, saya sebagai ciptaannya rela, walaupun saya tidak kuat di neraka. Tapi kalau Allah menghendaki, tak ada yang bisa menahan, begitu juga sebaliknya. Allah yang punya surga neraka dan manusia.
staff mengatakan
~
Saudara Anda,
Sebaiknya saudara tidak salah paham, tidak ada seorang pun termasuk umat Nasrani yang menjelek-jelekan Al-Quran.
Walaupun Allah yang mempunyai surga dan neraka, namun Allah yang sejati tidak menghendaki seorang pun binasa di dalam neraka. Oleh karena itu Allah mengulurkan tangan-Nya untuk menyelamatkan manusia dari neraka. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Injil, Rasul Besar Yohanes 3:14).
Bagaimana, bersediakah saudara menyambut uluran tangan kasih Allah ini?
~
Slamet
ApaAja mengatakan
~
Kepada Anda Stress,
1. Allah itu tidak semena-mena, walaupun Allah bisa melakukan seperti yang anda katakan. Kalau Allah semena-mena, niscaya bumi dan isinya sudah punah sejak dahulu kala. Allah Maha Pengasih juga Maha Adil.
2. Umat Kristen yang baik bukan menjelekkan, tapi justru memberikan pencerahan dengan santun.
staff mengatakan
~
Saudara ApaAja,
Terima kasih, semoga penjelasan saudara dapat memberikan yang lebih dalam tentang sifat Allah yang maha pengasih itu.
“Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya” (Injil, Surat 1 Yohanes 4:9).
~
Slamet